Senin, 18 Januari 2010

PAMERAN

PERENCANAAN PAMERAN

1. Tujuan Pameran
Pameran adalah sarana komunikasi antara seniman dengan masyarakat lewat karya seni yang telah diciptakan. Pameran juaga dapat berfungsi sebagai media apresiasi bagi masyarakat terhadap karya-karya seniman. Hubungan timbalbalik ini menunjukkan terjadinya interaksi antara seniman dengan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan pendidikan seni rupa,pameran seni rupa dapat dilaksanakan dalam batas-batas tertentu yang disesuaikan dengan kemampuan. Lepas dari itu semua,pameran di sekolah akan memberi banyak manfaat bagi siswa,di antaranya :

1. Menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi karya orang lain.
2. Mampu mengadakan evaluasi karya secara obyektif.
3. Melatih kerja secara kelompok (team)
4. mempertebal pengalaman sosialisasi bagi siswa.
5. Melatih tanggung jawab dan sikap mandiri.
6. Melatih membuat perencanaan dan pelaksanaan pameran.


2. Syarat-syarat Pelaksanaan Pameran
Dalam pelaksanaan Pameran harus direncanakan dengan maksimal, sebab pelaksanaan pameran melibatkan banyak orang baik itu sebagai pelaksana maupun sebagai pengunjung pameran. Untuk dapat memaksimalkan pelaksanaan pameran hendaknya membuat perencanaan secara tertulis, sehingga persiapan yang harusnya diwujudkan tidak akan menjadi kendala pada saat pelaksanaan. Proposal yang di dalamnya memuat Tema, Tujuan, Pelaksanaan,Pelaksana, Anggaran, adalah wujud perencanaan secara tertulis yang mesti dipersiapkan serta memperhatikan beberapa factor yang menjadi persyaratan, yaitu :
a. Karya Yang Dipamerkan
o Karya seni rupa Homogen
Karya seni rupa yang akan dipamerkan adalah karya yang sejenis, misalnya : Karya seni rupa 2 dimensi, Kartya seni rupa 3 dimensi, Lukisan, Patung, da sebagainya.
Pameran seni rupa yang Homogen dapat diterjemahkan sebagai Pameran tunggal, yaitu pameran seni rupa yang dilaksanakan oleh seorang seniman dengan memamerkan karyanya sendiri.


o Karya seni Rupa Heterogen
Karya seni rupa yang dipamerkan adalah campuran berbagai jenis karya seni rupa, misalnya : karya 2 dimensi dengan karya 3 dimensi, Lukisan dengan Patung atau dengan Kerajinan.
Pemeran seni rupa yang Heterogen dapat diartikan sebagai pameran dari beberapa seniman yang memamerkan karyanya dalam satu pelaksanaan.

b. Panitia Pameran.
Penyelenggaraan sebuah Pameran biasanya dilakukan oleh sebuah panitia. Hal ini untuk mengatur nmekanisme kerja secara efektif. Kepanitiaan pameran di sekolah dapat disusun sebagai berikut :























Susunan panitia tersebut dapat ditambah atau dikurangi menurut kodisi sekolah masing-masing.


c. Sarana dan Prasarana
Dalam suatu pelaksanaan pameran, sarana dan prasarana menjadi syarat mutlak yang harus ada. Karena tanpa syuarat ini sebuah pameran tidak akan dapat dilaksanakan.
Yang termasuk sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pameran adalah :
o Dana
o Ruangan / Tempat
o Pencahayaan (Lighting)
o Panel-panel untuk memasang karya
o Standar disply untuk menempatkan karya 3 dimensi.
o Sound System
o Catalog
o Buku tamu
o Buku kesan dan Pesan.




PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI

Dalam proses penciptaan karya seni, sebagai seorang seniman ditentukan kreativitasnya, untuk mampu menciptakan bentuk yang dinamis dan produktif. Dalam arti karya seni yang belum diciptakan atau dikaryakan seniman sebelumnya. Hal ini tentu saja menuntut keterlibatan kemampuan seniman, baik pancaindera, pikir, maupun karsa.
Menurut Herbert Read, seni adalah sesuatu usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Pengertian seni yang diungkapkan oleh Herbert Read tersebut memberi gambaran bahwa kegiatan manusia untuk menciptakan suatu karya seni baik seni rupa, seni suara, seni tari, maupun seni sastra perlu didukung adanya kreatifitas yang mantap.
Agar seniman benar-benar dapat menciptakan karya seni yang bermutu tinggi, diharapkan mempunyai cakrawala pandang yang luas, untuk melihat persoalan atau obyek-obyek yang ada di lingkungan sekitar. Karena lingkungan social sekitar itulah yang menjadi sumber ide, gagasan, dan konsep untuk dijadikan karya seni.
Penciptaan karya seni dapat terwujud, apabila seniman kaya dengan ide, gagasan, dan konsep. Ide dan gagasan tersebut diekspresikan secara kreatif.
Proses penciptaan nkarya seni dapat digambarkan, bahwa mula-mula seniman mendapat rangsangan atau dorongan dari lingkungan berupa obyek yang menarik. Rangsangan atau obyek yang diamati tersebut diproses lewat pikiran, maka terjadilah ide, gagasan, dan konsep. Ide, gagasan, dan konsep akan terwujud secara nyata berupa karya seni, kalau seniman didorong oleh kemauan keras (karsa) untuk mencipta.




Kegiatan mengembangkan kehidupan secara lahir dan batin dengan membuat ciptaan – ciptaan baru






Hasil karya kreatif manusia yang mempunyai nilai keindahan









KARYA SENI RUPA

Dtitinjau dari bentuknya, proses penciptaan menghasilkan karya seni rupa 2 dimensi dan karya seni rupa 3 dimensi. Karya seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai dimensi panjang dan lebar, sehingga hanya dapat dilihat dari satu arah pandang. Sedangkan karya seni 3 dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi / ketebalan, sehingga karya seni 3 dimensi dapat dilihat dari berbagai arah.

1. Bentuk karya 2 Dimensi misalnya :
• Gambar Ekspresi
Adalah karya yang dalam proses penciptaannya megutamakan pengungkapan perasaan / ekspresi, sehingga pandangan seniman terhadap perwujudan obyek / alam akan diungkapkan setelah terjadi proses dalam dirinya. Sehingga yang muncul dalam bentuk karya adalah ungkapan ekspresi si seniman.




































• Gambar Bentuk
Adalah karya yang menggambarkan perwujudan bentuk benda. Benda yang ada disekeliling kita mempunyai bentuk dasar berbeda-beda (misalnya : Kubistis, Silendris, dan Bebas ).

a. KUBISTIS

















































b. SILINDRIS






















































c. BEBAS






















































• Gambar Illustrasi
Adalah karya yang dalam proses penciptaannya menurut kepentingan / kegunaan. Seniman mencipta untuk memberikan pemahaman atau penjelasan akan maksud yang ingin disampaikan pada masyarakat. Karya illustrasi membantu memberikan penjelasan setelah uraian kalimat kurang mampu.

a. Manusia
















































b. Binatang













































































































c. Tumbuhan






















































2. Bentuk karya 3 Dimensi misalnya :
Seni Patung
Adalah seni yang diwujudkan lewat teknik membentuk / membutsir, memahat / mengurangi, atau menata / konstruksi, dan berbentuk 3 dimensi.
o Teknik membentuk / membutsir untuk membuat patung dengan bahan Lunak (misalnya : tanah liat)

o Teknik memahat / mengurangi untuk membuat patung dengan bahan keras (misalnya : kayu, batu, dll)

o Teknik menata / menyusun untuk membuat patung konstruksi dengan menata bahan yang sudah berbentuk (misalnya : bentuk daribahan besi, kayu,plastik, dll)








































































































































PELAKSANAAN PAMERAN

Bila semua unsur dan syarat pameran sudah terpenuhi, maka sebuah pameran dapat dilaksanakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pameran adalah :

1. Unsur karya
Karya yang dipamerkan harus melalui tahap seleksi dan dikelompokkan menurut jenis dan dimensinya. Hal ini untuk memudahkan pengunjung dalam menikmatinya.

2. Unsur Informasi
Pameran akan ideal bila setiap karya dilengkapi dengan informasi yang lengkap, antara lain : judul, waktu pembuatan (tahun), seniman pembuat, bahan yang digunakan, ukuran, dan sebagainya. Informasi ini selain ditulis dalam katalog juga perlu dibubuhkan di sisi karya yang dipamerkan.





































3. Unsur Tempat
Agar dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk memgapresiasi karya yang dipamerkan, maka tempat pameran perlu diperhitungkan. Yang paling ideal adalah tempat yang luas, penataan tempat yang baik akan memberi efek positif bagi pengunjung.
Selain tempat yang memadai, alur lalu lintas pengunjung juga perlu diatur. Dengan demikian pameran tidak terkesan semrawut.



Contoh : Denah Pameran LUKISAN Dan PATUNG
































Keterangan :
Lukisan

Patung

Tempat duduk






























































4. Unsur cahaya
Bila cahaya di tempatkan pada posisinya dengan tepat, maka akan memperindah karya yang dipamerkan, sehingga ia akan membantu proses komunikasi seniman dengan apresiator lewat apreasiasi karya.





















5. Unsur Penataan Karya
Penataan karya harus tepat, sehingga dapat dinikmati secara optimal oleh pengunjung. Dengan demikian, proses apresiasi berlangsung dengan baik. Penempatan karya yang kurang tepat akan menghambat terjadinya proses apresiasi.

Minggu, 17 Januari 2010

PERKEMBANGAN SENI RUPA EROPA MODERN

A. Klasik
• Yunani
Yunani terletak di ujung tenggara Benua Eropa dengan kepulauannya di laut Aegea dan Laut Ionia. Bangsa Yunani termasuk bangsa Indo-Jerman yang memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 2000 SM.
Bangsa Yunani terpisah-pisah oleh pegunungan yang banyak terdapat diwilayah Negara tersebut. Beberapa pegunungan menyebabkan munculnya kelompok bangsa -bangsa kecil.
Beberapa kelompok banagsa tersebut antara lain :
a. Bangsa Ionia yang berada di Jazirah Attaoi dan berpusat di Athena
b. Bangsa Aeolia yang berada bagian utara Yunani dan berpusat di Olymphia dan Delphi.
c. Bangsa Doria yangt berada di Jazirah Peloponesos dan berpusat di Sparta.

Bangsa Yunani merupakan bangsa Politeisme. Kehidupan teisme selalu mereka hubungkan dengan kehidupan manusia. Dewa-dewi bangsa yunani antara lain :
a. Dewa Zeus : yaitu bapak para dewa atau dewa yang dipercaya paling agung.
b. Dewi Hera : yaitu dewi perkawinan.
c. Dewa Apollo : yaitu dewa matahari.
d. Dewi Pallas Athyena : yaitu dewi penguasa pengetahuan dan keperwiraan.
e. Dewi Aphrodite : yaitu dewi kecantikan.
f. Dewa Hades : yaitu dewa kematian.
g. Dewa Poseidon : yaitu dewa laut.
h. Dewa Hermes : yaitu dewa perdagangan.
Kepercayaan terhadap dewa-dewi tersebut juga mengilhami munculnya corak seni rupa di Yunani.
Perkembangan seni Yunani digolongkan dalam 3 periode, yaitu :
1. Zaman Yunani Prasejarah
Kesenian Yunani diawali berkembangnya seni Kreta dan Kriti-Mycenea yang merupakan nama pulau yang diduduki sekitar tahun 1250 SM. Pada zaman ini, bangsa Yunani telah dapat membuat benda-benda seni rupa,antara lain :
a. Seni Bangunan
o Pavilliun
o Balik
o Lorong-lorong yang berliku
o Beranda.

b. seni relief
Seni relief pada zaman itu cenderung menggunakan teknik Fresco, yaitu pewarnaan dinding dalam keadaan basah. Sedangkan pahatan relief bercorak dekoratif.
c. seni Patung.

2. Zaman Yunani tengah
Pada zaman ini Yunani dikuasai oleh bangsa Doria dan bangsa Ionia. Karena terdapat dua kekuatan yang berkuasa maka sering terjadi perselisihan di antara dua bangsa tersebut. Pada zaman ini bangsa Yunani juga disebut bangsa Archaea
Karya seni yang berkembang mencapai taraf kemajuan adalah seni Keramik.Peninggalan seni keramik pada zaman ini memiliki kandungan nilai seni yang tinggi. Sedangkan peninggalan seni bangunan tidak ditemukan, karena seni bangun pada masa itu terbuat dari kayu.
Diantara cabang seni lain yang tumbuh adalah seni Patung. Karena Yunani saat itu dikuasai oleh dua bangsa, maka corak seni patung yang berkembang juga mempunyai dua corak, yatiu corak Doria dan corak Ionia.

Seni patung Doria cirinya sebagai berikut :
o Menggambarkan figure laki-laki sebagai lambing dewa
o Sikap orang berjalan dengan kaki kiri melangkah di depan
o Proporsi tidak realistis
o Wajah bulat dengan senyum angkuh dan bibir sedikit terbuka.

Seni Patung Ionia cirinya sebagai berikut :
o Menggambarkan figure perempuan sebagai lambang dewi.
o Sikap duduk dan berdiri mengesankan gerakan.
o Wajah tersenyum ramah.
o Bentuk lebih harmonis.

Peradaban bangsa Yunani pada masa ini menghasilan suatu bentuk penghormatan terhadap dewa Zeus yang disebut dengan istilah Olympiade.

3. Zaman Gemilang.
Kepercayaan bangsa Yunani terhadap dewa-dewi menjadi latar belakang pertumbuhan seni bangunan yang berkembang sangat pesat. Bangunan-bangunan di Yunani zaman ini berdiri dengan megah dan mempunyai nilai seni yang tinggi . hal ini karena pada zaman tersebut berlaku aturan-aturan seni yang disebut dengan Golden Section. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk bangunan saja, namun juga untuk cabang-cabang seni rupa lainnya.
Peninggalan karya seni pada zaman Yunani yang paling menonjol adalah :
a. Seni Bangunan
Peninggalan seni bangunan zaman Gemilang terutama kuil. Seni bangunan Yunani pada umumnya mempunyai cirri khas dalam bentuk, jumlah, dan penempatan tiang-tiangnya.
Penempatan dan jumlah tiang pada bangunan Yunani selalu genap. Untuk hal ini juga ada aturannya dan cirri yang khusus.
Berikut beberapa contoh penenpatan tiang pada bangunan Yunani :
o Tetratylos adalah bangunan denmgan jumlah tiang 4 buah.
o Hexastylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 6 buah.
o Octatylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 8 buah.
Menurut bentuknya, tiang-tiang bangunan Yunani mempunyai 2 corak, yaitu : Doria dan Ionia.
Dua corak tersebut mempunyai perbedaan yang menonjol dalam beberapa hal. Kecuali kedua corak tersebut sebenarnyamasih terdapat satu corak lain yang tidak begitu dominan, yaitu Korynthia. Perbedaan corak ini terletak pada hiasan kapitilnya yang terdiri dari motif tumbuhan dengan ujung daun mengghulung keluar. Corak Korynthia ini diciptakan oleh pemahat Kallymachos ( 400 SM ).

Corak Tiang Doria :
o Tidak mempunyai undakan alas ( stylobate )
o Badan tiang dihiasi motif gerigi bertaut (channel) sebanyak 16 buah.
o Kepala tiang (Kapitil) terdiri dari kerucut bali (echirus) yang tertutup dengan papan pualam persegi (abacus) dengan hiasan motif meander
o Balok kaso (Architrave) licin dan polos
o Di atas kaso induk dipasang kaso-kaso yang setiap ujungnya dipasangi 3 lembar papan pualam (tryglyph)
Contoh bangunan zaman Doria : Kuil Parthenon, Kuil Apollo, Kuil Aphala, Kuil Propylos
Corak Tiang Ionia :
o Tiang-tiang dilengkapi kaki undakan (stylobate)
o Tiang berbentuk lebih langsing
o Channel (gerigi) tidak bertautan dan berjumlah 24 buah
o Kapitil berbentuk bantalan berukir dengan kedua ujungnya dibuat melengkung. Kapitil untuk sudut berbeda dengan bagian tengah.
o Architrave mempunyai 3 tingkat
o Friez dibuat memanjang tanpa tryglyph.
o Banyak dihiasi motif ukiran
Contoh bangunan zaman Ionia : Kuil Athena, Kuil Erechteum, Kuil

b. Seni Patung
Pada zaman ini,seni patung Yunani benar-benar mencapai puncaknya. Hal ini karena seni patung telah menemukan proporsi yang mendekati sempurna.Kemajuan seni patung Yunani dipelopori oleh 3 seniman yang hidup di masa itu. Mereka adalah Phiedias , Myron, dan Polycletos. Ketiga seniman ini mampu menggabungkan patung corak Doria yang tegar dengan patung corak Ionia yang harmonis. Gaya percampuran ini mereka sebut dengan Attis. Nama tersebut diambil dari nama tempat mereka berkarya, Attica-Athena. Phiedias, Myron, dan Polycletos adalah murid Hagelades dari Argos

o Phiedias
Adalah pematung terkemuka pada saat itu. Dia pula yang menciptakan patung dewa-dewa mitologi Yunani dalam bentuk patung manusia yang digarap dalam proporsi dan ukuran yang ideal. Sehingga patung karyanya betul-betul sempurna.
Patung karya Phiedias :
- Athena Promachos (Dewi Pallas Athena ) terbuat dari perunggu setinggi 9 meter
- Athena Lemnia terbuat dari perunggu
- Athena Parthenon terbuat dari kayu disalut bahan Gading dan Emas.
- Dewa Zeus terbuat dari Gading dan Emas.
- Patung / Relief pada kuil Parthenon
- Relief pada kuil Parthenon berbentuk adegan pertempuran Lapithus dan Kentaurus.
o Myron
Adalah pematung yang lebih mengutamakan gerak dan dinamika pada bentuk dan proporsi.
Karya-karya Myron antara lain :
- Maryas menari
- Pelempar cakram
o Polycletos
Adalah seniman yang menitikberatkan pada aspek proporsi secara ideal dan penampilan gerak. Sehingga patung-patung karyanya mempunyai perbandingan sangat sempurna. Karena itu, ukuran-ukuran proporsi Polycletos terkenal sebagai Canon Polycletos.
Karya-karyanya antara lain :
- Pelempar Lembing.
- Pemuda Menggunakan Ikat Kepala Kemenangan (Diadumenos)
- Amazon Luka
Selain dari ketiga seniman tersebut, pada masa itu masih banyak pematung-pematung yang terkenal,antara lain : Praxiteles, Skopas, dan Lysippos




• Romawi
Kebudayaan Romawi pada umumnya terpengaruh kebudayaan Hellenisme,yaitu percampuran kebudayaan Yunani dengan kebudayaan dari Asia Depan yang berasal dari daerah-daerah di sekitar laut Mediterania dengan pusatnya di Rhodos, Perganon, dan Iskandariah, dengan ciri seni patungnya menonjolkan gaya rupawan dan gaya Lincah.
Di zaman Kaisar Oktavianus Augustus ( 31 SM – 14 SM ), banyak dibangun tempat tinggal para bangsawan yang indah dengan seni bangunan yang berunsurkan gaya Ionia dan gaya Korinthia pada pembuatan kapitilnya. Gaya gabungan corak Ionia dan Korinthia disebut gaya Komposit Kapitil.

Hasil kesenian zaman Romawi yang menonjol antara lain :
o Seni Bangunan

- Istana
Istana atau rumah para bangsawan biasanya dilengkapi dengan : Atrium (ruang muka yang luas yang dikelilingi oleh kamar-kamar), Impluvium (Kolam renang tadah hujan), dan Prytillium (Taman-taman bertiang)

- Theater
Yaitu tempat pertunjukan yang tempat penontonnya dibuat makin kebelakang makin tinggi. Bangunan ini biasanya didirikan pada lereng bukit dan dilengkapi dengan : Pentas (tempat bermain) dan Orchresta (tempat para bangsawan menonton atau tempat pemain cadangan)

- Colosseum
Yaitu bangunan yang berfungsi untuk mengadu Gladiator melawan binatang buas. Bangunan ini ada yang terdiri dari empat tingkat dan dikelilingi tiang-tiang colosseum yang menampung sampai 100.000 orang.

- Circus
Yaitu tempat pacuan kereta kuda dengan bentuk bangunan memanjang, di tengah terdapat tembok berhias lambang-lambang perlombaan. Tembok berhias ini disebut Spina

- Triumphal Arch
Yaitu bangunan yang berguna sebagai monument kemenangan atau penghormatan terhadap pahlawan yang telah berjuang bagi Romawi. Gapura ini biasanya dihiasi gambar-gambar peperangan.

- Basilika
Yaitu bangunan yang berfungsi sebagai pasar atau pengadilan. Bangunan Basilika ini sangat sederhana karena terbuat dari kayu. Basilika yang berfungsi sebagai tempat pengadilan dilengkapi dengan apsis, yaitu bangunan berbentuk ladam kuda dengan lantai ditinggikan untuk tempat duduk hakim.

- Aquaduct
Yaitu saluran air atau gorong-gorong air dari sumber air di perbukitan ke daerah-daerah yang membutuhkan.

- Thermae
Yaitu pemandian air hangat dengan system pemanasan api. Bangunan profane ini sangat mewah karena dilengkapi dengan kamar-kamar untuk berbagai fungsi, taman, dan ruang istirahat.
Suhu airnya ada 3 tingkatan, yaitu : Frigdrium (air dingin), Tepidarium (air hangat), Caldarium ( air panas)

o Seni Patung
Seni patung Romawi kebanyakan merupakan penjiplakan dari seni patung Yunani. Namun seniman Romawi mengubah bahannya dari perunggu diganti dengan bahan Batu Pualam.
Seni patung Romawi sangat menonjol dalam bentuk Potret. Namun unsure realisnya masih menganut gaya Yunani.
Seni Relief Romawi banyak menggambarkan cerita peperangan bertema sejarah. Bentuknya tidak sebaik relief Yunani, terutama dalam hal perspektif.



B. Renaissance
Zaman Renaissance lahir di Italia pada permulaan abad ke-15 dan mengalami puncak kejayaan pada abad ke-16 yang berpusat di kota Florence. Renaissance berarti Kebangkitan atau Kelahiran kembanli kebudayaan Yunani-Romawi. Adanya Renaissance dapat melahirkan nilai-nilai kehidupan baru, kebebasan berfikir, kebebasan menuangkan kebebasan menciptakan ide dan gagasan.
Renaissance mengandung arti yang luas dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang kebudayaan manusia. Dengan pola pemikiran yang bebas,maka pada masa ini memunculkan nilai-nilai kehidupan baru, berpandangan baru dan yang paling prinsip pola hidupnya berorientasi pada masa depan.
Dalam bidang seni mengalami kemajuan denganh pesat. Bahkan seni yang bberkait dengan agama juga mengalami perkembangan dengan bebasnya. Sampai Paus-pausnya pun mau melindungi perkembangan kesenian Renaissance. Terciptanya Gereja San Pietro di Roma merupakan salah satu hasil seni arsitektur renaissance. Hal itu merupakan bukti bahwa pada masa itu antara seni dan agama mendapat tempat tersendiri.
Gereja San Pietro didirikan abad ke-16 oleh seniman Bramante dan dilanjutkan oleh Michelangelo, terutama kubahnya.
Dengan adanya kebebasan berfikir, mengeluarkan ide, perasaan secara wajar, maka pada zaman Renaissance banyak memunculkan tokoh-tokoh seni dunia antara lain : Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Raffael Santi. Mereka adalah tiga besar seniman abad itu.
Pada masa Renaissance, perkembangan seni lukisnya pada anatomi, perspektif, warna, cahaya, dan komposisi. Pollainolo merupakan pelukis pertama yang mempelajari anatomi, sedangkan Pierodella Pransiska adalah pelukis yang memperkenalkan teori perspektif.


Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci lahir tahun 1452 dan meninggal tahun 1519. Nama aslinya Leonardo,karena menurut statistic ia dilahirkan di Vinci (Italia) maka orang menyebut Leonardo da Vinci yang berarti Leonardo dari kota Vinci.
Disamping seorang seniman Leonerdo da Vinci juga seorang pematung,penyelidik alam, ahli ilmu pasti, penyair, musikus, ahlibotani, geologi, matematika dan sebagai ahli filsafat. Dalam seni lukis dia belajar kepada Verrochio di Firenze. Pertkembangan selanjutnya tahun 1482 Leonardo pindah ke Milano dan kepindahannya membawa tanda kehormatan sebagai pelukis, karena kemampuannya yang mengagumkan, ia lantas diangkat sebagai pelukis istana oleh Lodovoco Sforza. Di istana ini ia dapat menyusun buku berjudul “ Trattato della Pittura “. Buku ini sangat terkenal karena disertai goresan-goresan penanya.
Leonardo da Vinci tidak hanya menciptakab masterpiece “ Monalisa “ saja tapi banyak karya lainnya seperti “ Perjamuan Terakhir “ yang di buat selama 2 tahun.



























Michelangelo
Seniman ini lebih dikenal punya sifat radikal dibanding dengan seniman-seniman sezamannya. Sebagai pematung,ia telah mencapai puncak kehaliannya, itu terlihat dalam menciptakan bentuk yang serba plastis, ekspresif dan menakjubkan. Hal ini sebagaimana diungkapkan pada karya patungnya “ David, Nabi Musa, dan Budak “. Selain itu Michelangelo telah menyelesaikan lukisan dindingnya berjudul “ Penciptaan Adam “ yaqng termasyhur di dunia.



Raffael Santi
Dia seoarang pelukis yang merupakan kebalikan dari Michelangelo. Ia tidak menampakkan punya gaya sendiri, juga tidak mencerminkan pandangan hidup sebagai seorang cendekiawan atau membawakan paham agama.
Raffael Santi banyak melukis tentang Madoda dengan keindahan yang dicita-citakan manusia. Karya seninya yang besar adalah lukisan-lukisan potret antara lain fresco-fresco yang terdapat di Vatikan.
Sebagai seorang seniman Raffael Santi menitikberatkan pada bentuk dari pada isi. Dan daya tarik lukisannya hanyalah pada pewarnaan, bentuk, Balance, dan Komposisi.


C. Barok
Lahir pada pertengahan abad ke-16 bermula dari seorang seniman Belanda bernama Peter Paul Rubens pergi ke Italia untuk belajar pada seniman-seniman besar Italia pada zaman itu, dan akhirnya Peter Paul Rubens dapat terkenal, dan selanjutnya dianggap sebagai pelopor Barok.
Barok (Baroque) berasal dari kata Romawi yang artinya tidak beraturan atau menyimpang.
Rubens melukis manusia dengan lukisan tubuhnya penuh otot-otot serta perkasa seperti karya gurunya Michelangelo. Lukisannya memperlihatkan kemahirannya untuk membentuk gaya realisme dan disertai warna gilang-gemilang.
Pelukis Barok yang menguasai teknik akademik adalah Frans Hals. Ia melukis orang, dan pada umumnya dari kumpulan perwira tinggi, pembesar negeri dan juga rakyat banyak. Lukisannya amat hidup,karakter orang tampak sangat dikuasai.
Sesudah Frans Hals disusul pelukis terkenal dari Belanda bernama Rembrat van Rijn. Karya lukisnya yang terkenal adalah “ The Night Wacht “.
Ciri-ciri zaman Barok semua lebih bebas dan leluasa dalam menempatkan dirinya pada hasil karyanya, sehingga warna lebih cemerlang serta ukir-ukirannya lebih bergaya, efek cahaya lebih mengesankan. Juga karakter pakaian (drafery) pada seni patung diberi aksen, sehingga memperlihatkan gerak yang hidup.

D. Rococo
Pada pertengahan abad ke-18, setelah pengaruh Barok yang selalu mengutamakan sesuatu yang dibuat-buat atau berlebihan mulai menurun, muncul era baru yang dinamakan Rococo, yakni suatu istilah nama tentang kemunduran Barok. Istilah ini berasal dari kata Rocaille yaitu seni kulit kerang.
Kalau dilihat dari fakta sejarah yang ada, bahwa Rococo bukanlah suatu aliran baru atau kelanjutan dari zaman Barok, tetapi hanya suatu tanda atau nama pada sifat-sifat kehancuran atau penyelewengan-penyelewengan seniman pada waktu itu.
Walaupun karya seni yang diberi istilah Rococo ini bernilai rendah, namun banyak pengaruh padawaktu itu. Di Perancis pengaruh Rococo meluas setelah wafatnya Louis IV. Gaya Rococo Perancis yang khas adalah lukisan Jean Antoine Watteau. Aliran ini membawakan sikap yang berkehendak pada kehendak kosong,berlebihan, dan dibuat-buat.


E. Modern
Kebebasan mengekspresikan ide atau gagasan dalam menciptakan karya seni, yang dimulai dari zaman Renaissance, Barok, dan dilanjutkan Rococo,berdampakpada perkembangan seni pada zaman Modern. Pada awal perkembangannya sering terjadi tidak adanya kesatuan pandangan, bahkan pertentangan satu dengan yang lain dalam memahami konsep karya seni. Hal itu ditandai dengan munculnya faham-faham atau aliran-aliran untuk menciptakan karya seni. Aliran-aliran yang bermunculan pada zaman Modern antara lain :
• Neo – Klasisisme
Pada masa ini seniman masih berorientasi pada konsep seni klasik Yunani-Romawi. Ciri-ciri aliran ini adalah memperkaya konsep seni zaman Renaissance Barok, dan Rococo. Obyeknya cenderung dekoratif serta mempunyai kesan elok dan indah.
Tokoh aliran ini adalah : Jaques Louis David (1748 – 1825).

• Realisme
Aliran Realis menggambarkan kehidupan sehari-hari. Realisme adalah aliran yang mengutamakan kenyataan yang ada. Dalam hal ini seniman dalam berkarya seni, berpegang pada apa yang dilihat dan dialami.
Tokoh aliran ini adalah : Gustav Caurbet Hore Dimer, George Hendrik Breitner, Jean Francois, dan Milet.

• Naturalisme
Aliran ini mencari obyek yang diambil dari tiruan alam nyata. Aliran Natural berusaha melukiskan suatu obyek yang mempergunakan teknik indera pengelihatan tanpa ada penafsiran. Unsur yang dipilih diambilkan dari sebagian atau mungkin juga yang mempunyai unsure keindahan saja.
Tokoh aliran ini adalah : Jan varmeer, J.L.E. Meissonier.

• Romantisme
Perbedaan aliran Romantis dengan Neo-Klasisisme terlihat pada pengambilan tema. Aliran romantis ditandai oleh kontras cahaya yang tegas, kaya akan warna dan komposisi yang hidup.
Aliran ini lebih menekankan pada bagian yang lebih emosional dari sifat manusia dari pada siafat rasionalnya. Bila seniman melukiskan wanita cantik, digambarkan dari kenyataan yang sebenarnya.
Tokoh aliran ini adalah : Theodore Gericault (1791 – 1824), Eugene Delacroix (1798 – 1863), Jean Baptite Camile Corot (1796 – 1875), Rousseau (1812 – 1867), dan Millet (1819 – 1877)

• Impresionisme
Aliran ini menitikberatkan perhatiannya pada lukisan sinar yang dipantulkan pada benda-benda yang dilukis (melukis sinar pada obyek).
Impresionisme berasal dari kata ejekan pada lukisan Claude Monet. Monet adalah orang pertama yang mempelopori aliran ini. Ia pernah menyelenggarakan pameran yang disebut “ Impresion Sunrise “. Lukisan pertama selalu mendapat ejekan, namun demikian akhirnya menjadi sangat terkenal dan kemudian dikenal dengan aliran Impresionisme
Tokoh aliran ini adalah : Eduard Maned (1832 – 1883), Edgar Degas (1834 – 1871), Aguste Renoir (1841 – 1919), Camill Pissaro (1831 – 1903), dan Alfred Sisley (1840 – 1898).


















• Post Impresionisme
Aliran ini melanjutkan aliran Impresionisme, dan merupakan permulaan dianggap munculnya seni lukis modern masa itu. Seniman aliran ini dalam berkarya menemukan teknik baru dari biasa. Pengungkapan nidenya menggunakan cara baru, dengan menempatkan warna secara langsung dan berdekatan antara satu sama lainnya.
Aliran ini menciba mewujudkan bentuk-bentuk yangt lembut karena adanya pengaruh pantulan cahaya dan warna dari obyek. Dan tujuan pokoknya adalah memperkaya warna yang berlebihan dari alam atau obyek yang sebenarnya .
Tokoh aliran ini adalah : George Seurat (1859 – 1891), Paul Signac (1863 – 1935), Paul Cezane (1839 – 1906), dan Paul Gaugain (1848 – 1903).

• Pointilisme
Aliran ini melanjutkan aliran faham Impresionisme, tetapi secara teknik menitikberatkan pada penempatan warna dengan cara mendekatkan atau menjajarkan warba-warna pokok dalam bentuk-bentuk kecil,untuk mengungkapkan konsep yang menitikberatkan pada cahaya dan warna.
Dalam menggunakan warna , pada obyek menggunakan warna primer dan bayangan menggunakan warna sekunder.
Tokoh aliran ini adalah : George Seurat (1859 – 1891), dan Paul Signac (1863 – 1935)

• Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah ungkapan emosi, perasaan batin yang timbul dari pengalaman luar dan dalam yang dipengaruhi oleh unsure-unsur kejiwaan.
Aliran ini Mengungkapkan emosi dan perasaan ke dalam bidang kanvas dengan warna, garis, dan komposisi. Seniman aliran ini dalam berkarya tidak hanya mencontoh alam yang dilihat ileh indera pengelihatan. Cara pelaksanaanya tidak terikat oleh hokum-hukum, proporsi, anatomi, dan perspektif.
Tokoh aliran ini adalah : Vincent van Gogh, Paul Cezane, dan Paul Gaugain

• Fauvisme
Istilah Fauvisme berasal dari bahasa Perancis,ytiu de fauves yang berarti mbinatang liar.
Al;iran ini munculdi Perancis kira-kira tahun 1904, yang mencoba membebaskan keterikatan dari unsure warna, garis, komposisi serta lebih berani dalam melukiskan suatu obyek.
Tokoh aliran ini adalah : Henri Mattise, Henri Rouseau, Roul Dufy, Koes Van Dongen, Jan Sluyter, dan Leo Gestel

• Futurisme
Aliran ini lahir tahun 1909 di Italia. Munculnya sebagai manifestasi yang pertama yaitu suatu pernyataan mengenai pandangan hidup baru. Aliran ini beranggapan bahwa kehidupan haruslah diangkat setinggi-tingginya oleh kegiatan dan tenaga yang kuat. Hasil lukisan aliran Futurisme banyak gerakan-gerakan, pengulangan bentuk yang berubah-ubah. Seniman kaum futuristic sering mengambil tema tentang kerusuhan, arak-arakan, dan sebagainya. Jadi penekanannya pada suasana kesibukan yang penuh gerak.
Tokoh aliran ini adalah : Carlo Carra, Buido Saverini, Umberto Riociani, Marcel Duchamp, Balla, dan F.T. Marinetti.


• Kubisme
Aliran Kubisme menitikberatkan pada konstruksi atau susunan. Pada tahap permulaan, aliran ini pelukisnya memecahkan pada setiap obyek, seperti wajah orang, biola, meja, dan lain-lain menjadi bentuk-bentuk kubus, segi-segi yangt bberbentuk geometris.
Tokoh aliran ini adalah : Paul Cezane, George Braque, Pablo Picaso, dan Juan Gris.

































• Surrealisme
Aliran ini muncul pada tahun 1924. Surrealisme memandang rendah kepada peradaban manusia. Penganut aliran ini berpaham bahwa manusia berulah benar-benar sempurna apabila sudah dapat melepaskan diri dari peradaban dan moral. Mereka berpendirian bahwa kemanusiaan yang sesungguhnya bertada dalam batin yang tersembunyi.
Tokoh aliran ini adalah : Salvador Dali, Marc Chagall, Paul Klee, dan Jean Miro



























• Dadaisme
Aliran ini lahir di Jerman yahun 1916 diambil dari bunyi ucapan anak kecil yang belum dapat bicara. Aliran ini nmengetengahkan lukisan kekanak-kanakan (naïf). Lukisannya lucu, menggelikan,bombastis, naïf tetapi mengandung keindahan kanak-kanak yang murni.
Tokoh aliran ini adalah : Paul Klee, Kurt Scwitters, dan Pablo Picasso













• Abstrak
Aliran Abstrak mengutamakan irama kejiwaan. Bentuk pada lukisan aliran ini tidak menghubungkan dengan obyek yang nyata (realita), artinya dalam melukis seniman mengambil suatu unsure atau bagian dari bentuk obyek, dan berusaha membuang bentuk dari alam atau kenyataan yang ada. Dalam aliran ini, pengungkapannya benar-benar secara murni di atas kanvas dan obyeknya tidak jelas, yang tampak hanyalah coretan-coretan pernyataan jiwa dengan warna, garis, dan komposisi.
Tokoh aliran ini adalah : Piet Mondrian (1872 – 1945), Wassily Kandinsky, dan Pablo Picasso.















.....................................................................................

Senin, 11 Januari 2010

WAWASAN SENI RUPA

WAWASAN SENI

Wawasan seni pada hakekatnya adalah Pandangan, Sikap, Pikiran, dan Perasaan terhadap Kesenian. Berkembangnya wawasan seni seseorang dipengaruhi oleh usia, pikiran,pengalamgan dan keakraban dengan dunia seni, sehingga kualitas pemahaman terhadap karya seni tergantung bagaimana manusia pada usia tertentu mampu mengembangkan pikiran dan perasaan dalam memperoleh pengalaman keakraban dengan dunia seni.
Seni berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, dan tidak dapat dipungkiri bahwa seni merupakan bagian dari hasil aktivitas manusia yang disebut Budaya. Jadi seni merupakan bagian dari budaya yang menyangkut segi keindahan. Budaya berasal dari bahasa sansekerta buddayah yang merupakan jamak dari kata buddhi atau akal budi. Dan kebudayaan adalah kegiatan manusia untuk mengembangkan kehidupan secara lahir dan batin dengan membuat ciptaan – ciptaan baru.Dalam proses memahami seni keakraban perlu dikembangkan, kearah pendalaman Apresiasi dan Kreasi karya seni.Sehingga pemahaman seni dapat menjelma menjadi bagian dari proses kehidupan kita.
Gambaran tentang seni sering tidak jelas dan kebanyakan sering terlalu sempit dalam pemahamannya, seni yang kita kenal dalam kehidupan sehari- hari pada umumnya sudah tua usianya. Sebagai contoh yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari – hari ; Sebuah lukisan yang tergantung di dinding, Arca pada candi yang sering kita lihat serta beraneka tarian yang sering juga kita nikmati, semua itu adalah wujud dari suatu karya seni. Batasan yang paling sederhana yang selama ini kita pahami, seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia. Apakah sesederhana itukah seni itu ?. Banyak seniman , atau budayawan yang memberikan pemahaman tentang seni misalnya :

• Herbert Read
Seni adalah “suatu usaha untuk menciptakan bentuk – bentuk yang menyenangkan “ Bentuk yang demikian itu dapat memuaskan kesadaran keindahan kita dan satu kegiatan rokhani dari para pengamatnya untuk mencari satu nilai keharmonisan.

• Thomas Munro
Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek –efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya . Efek tersebut meliputi tanggapan – tanggapan yang berbentuk pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional maupun emosional. Seni harus ditanggapi secara serius, dengan segenap fungsi – fungsi jiwa yang ada, jadi tidak benar kalau dalam mereaksi suatu hasil karya seni kita sudah cukup puas sesuah mengetahui obyeknya.Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa Seni adalah “ Pengalaman estetika yang diujudkan melalui kegiatan yang menghasilkan karya pesona “

• Ki Hajar Dewantoro
Seni adalah “ Segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya “. Dalam hal ini seni merupakan hasil keindahan yang mampu membuat pemindahan perasaan ( Transfer of feeling )

• Akhdiat Kartamiharja
Seni adalah “ Kegiatan rokhani yang merefleksi realitet ( kenyataan ) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rokhani si penerimanya “. Jadi seni dalam hal ini merupakan kegiatan rokhani bukan sekedar kegiatan jasmani. Bila seseorang menggambar hanya menggerakkan tangannya tanpa aktivitas jiwa, belum dapa disebut berkarya seni. Disinilah bedanya antara seniman dengan tukang yang hanya sekedar meniru / menyalin karya tanpa ada rasa yang mnyertainya.

Dari beberapa pendapat tentang definisi seni semuanya meletakkan Estetika atau nilai – nilai keindahan sebagai acuan wujud sebuah proses, padahal rasa indah adalah sesuatu yang tidak dapat diperdebatkan. Rasa indah tidak stabil sebab rasa indah selalu mengalami pertumbuhan mengikuti perkembangan waktu, tempat, dan budaya yang berkembang.Sehingga rasa indah memiliki ciri dan karakter yang berbeda.

Kesadaran estetis bersifat teoritis dan hanya sampai pada tingkat kegiatan rokhani, sementara kegiatan menciptakan hasil yang estetis ada 2 yaitu :
Kegiatan Pertama
Kegiatan pengamatan kualitas materiil adalah mengamati unsur pembentuk suatu karya yang ingin diwujudkan.
Kegiatan Kedua
Kegiatan penyusunan dari hasil pengamatan menjadi bentuk yang menyenangkan.
Bila tingkatan kedua dilanjutkan maka akan terjadi proses penyusunan atas hasil persepsi dengan melibatkan emosi atau perasaan yang dinyatakan ( ekspresi ) hingga terbentuk suatu hasil estetika yang disebut Seni.



CABANG SENI

Berdasarkan bentuknya Karya seni dibedakan menurut unsur atau bahan yang digunakan untuk membentuk, yaitu :
1. Seni Rupa
Adalah karya seni yang mempunyai rupa ( ujud ) artinya karya seni rupa merupakan hasil proses kreatif yang indah dan mempunyai wujud dan dapat dinikmati dengan indra pengelihatan ( mata ). Karya seni rupa dibentuk oleh unsur atau bahan yang berbentuk dan berwujud.
Menurut sifatnya seni rupa adalah karya seni Visual

2. Seni Musik ( Suara )
Dalam seni musik, suara merupakan unsur atau bahan pembentuk. Dalam gambaran pengertian seni musik yang paling sederhana yaitu perwujudan / manifestasi dari kehidupan cipta, rasa, dan karsa seseorang dalam bentuk suara dan irama yang memuaskan. Sehingga dalam perwujudan karya seni musik menempatkan indra pendengaran sebagai alat penikmat.
Menurut sifatnya seni musik adalah karya seni Audio

3. Seni Tari
Unsur utama dalam perwujudan seni tari adalah gerak, yang dimaksud disini adalah gerak ekspresi ( mimik ) dan gerak organ tubuh ( pantomimik ) yang dipadu dalam keharmonisan. Menurut Drs. Sudarsono, direktur Akademi Seni Tari Indonesia di Yogyakarta, Tari adalah “ ekspresi jiwa manusia yang diujudkan dalam bentuk gerak ritmis yang indah “
Menurut sifatnya seni Tari adalah karya seni Visual

4. Seni Sastra
Adalah rangkaian kata yang berbentuk kalimat bermakna yang mampu menampilkan rangkaian indah serta memberikan terjemahan ekspresi kehidupan .
Menurut sifatnya seni sastra adalah karya seni Visual
5. Seni Drama / Teater
Pada dasarnya seni drama / teater adalah rangkaian unsur – unsur Rupa, gerak, Suara, dan Sastra yang menjadi perwujudan karya seni dengan mengungkap nilai kehidupan manusia .
Menurut sifatnya seni drama adalah karya seni Audio-Visual



CABANG SENI RUPA

Seni rupa yang mempunyai pengertian seperti tersebut di atas, mempunyai cabang antara lain :
1. Seni Lukis / Menggambar
Adalah seni yang diwujudkan lewat rangkaian garis, dipulas dengan pewarna (cat), dibatasi oleh bidang, dan mempunyai nilai raba serta disusun secara gelap terang.


2. seni Relief
Adalah seni yang diwujudkan lewat pahatan yang mempunyai kedalaman, tinggi rendah dalam sebidang kayu atau batu.

3. Seni Patung / Pahat
Adalah seni yang diwujudkan lewat teknik membentuk / membutsir, memahat / mengurangi, atau menata / konstruksi, dan berbentuk 3 dimensi.
o Teknik membentuk / membutsir untuk membuat patung dengan bahan Lunak (misalnya : tanah liat)

o Teknik memahat / mengurangi untuk membuat patung dengan bahan keras (misalnya : kayu, batu, dll)



o Teknik menata / menyusun untuk membuat patung konstruksi dengan menata bahan yang sudah berbentuk (misalnya : bentuk daribahan besi, kayu,plastik, dll)


4. Seni Dekorasi
Adalah seni yang diwujudkan lewat penataan atau pengaturan (interior atau eksterior)



5. Seni Bangunan / Arsitektur
Adalah seni yang diwujudkan lewat pengaturan atau bentukan dari bahan-bahan material bangunan. Biasanya diawali dengan pola gambar, sehingga menjadi suatu bentuk bangun yang indah dan menarik.


6. Seni Kerajinan atau Kria( Batik, Anyam, Keramik, dan Ukir )
Adalah seni yang diwujudkan lewat ketrampilan tangan, dan menghasilkan bentuk yang mempunyai kegunaan sebagai benda pakai atau benda hias.


7. Seni Cetak / Grafis (cetak Datar, cetak Saring, cetak Tinggi, dan cetak Dalam)
Adalah Seni yang diwujudkan lewat cetakan dari klise atau media negatif.
o Cetak Datar : bagian yang menghantarkan warna atau tinta dengan yang permukaanya tidak sama (misalnya : cetak offset ).
o Cetak Saring : bagian yang berlubang yang menghantarkan warna atau tinta ( misalnya : Sablon )
o Cetak Tinggi : bagian yang permukaanya tinggi atau menonjol yang menghantarkan warna atau tinta ( misalnya : cetak cukil )
o Cetak Dalam : bagian yang dalam atau rendah akan menampung tinta dan menghantarkan warna atau tinta (misalnya : cetak gores pada media mika / plastik)

8. Seni Reklame
Adalah seni yang diwujudkan lewat gambar atau tulisan yang berfungsi untuk mempromosikan hasil produksi (dagangan).
Reklame berasal dari bahasa latin re berarti berulang-ulang dan clamare berarti seruan. Jadi reklame berarti seruan berulang-ulang.
Jenis-jenis reklame antara lain :
o Poster
Reklame berbentuk gambar dan tulisan yang dibuat di atas selembar kertas dan ditempel di tempat umum


o Booklet
Reklame berbentuk menyerupai buku atau lembaran kertas yang dilipat-lipat berisi informasi produk secara lengkap.


o Selebaran
Reklame berbentuk gambar dan atau tulisan di atas kertas kecil berisi petunjuk yang cara penyampaiannya dengan cara disebarkan.


o Embalase
Reklame yang terdapat pada monster atau kemasan benda yang direklamekan (misalnya kaleng kemasan susu, disamping sebagai tempat juga berfungsi sebagai reklame)

o Mobile
Reklame yang dapat bergerak sendiri (oleh tiupan angin), biasanya banyak digantung di toko-toko.

o Iklan
Reklame yang cara penyampaiannya melalui media elektronik ( misalnya : Radio, TV)

o Advertising
Reklame yang cara penyampaiannya melalui media cetak ( misalnya : majalah, koran)

o Logo
Reklame berbentuk gambar sebagai lambang atau simbol (misalnya simbol instansi)

o Initial
Reklame berbentuk huruf depan sebagai lambang atau simbol ( misalnya simbol instansi / perusahaan)



o Spanduk
Reklame yang dibuat pada sehelai kain atau bahan lain memanjang, dibentangkan di tempat ramai.

o Baliho
Reklame yang dibuat dalam ukuran besar berisi tulisan dan gambar yang pemasangannya di tempat ramai (misalnya: dipasang melintang di atas jalan, dipermpatan, dsb)


o Papan Nama
Reklame berbentuk papan berisi tulisan dan atau gambar yang penempatannya di depan tempat tinggal (biasanya berisi tulisan yang menunjukkan nama, profesi, atau nama instansi)

Menurut media yang digunakan reklame dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
o Reklame Visual
Suatu bentuk reklame yang menggunakan media visual seperti: gambar dan tulisan.
o Reklame Audio
Suatu bentuk reklame yang menggunakan media suara, sehingga cara menerima penyampaian dengan mendengarkan.
o Reklame Audio-Visual
Suatu bentuk reklame yang menggunakan media rupa (visual) dan suara (audio).sehingga cara menerima penyampaian dengan cara melihat bentuknya dan mendengarkan informasinya.

Menurut fungsi dan tujuannya reklame dibedakan menjadi 2 yaitu :
o Reklame Komersial
Suatu bentuk reklame yang proses pembuatannya digunakan untuk mereklamekan barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan material.
o Reklame Non-Komersial
Suatu bentuk reklame yang proses pembuatannya digunakan untuk menyampaikan informasi dan slogan yang bersifat sosial atau tanpa mengharapkan keuntungan material.


9. Seni Illustrasi
Adalah seni yang diwujudkan lewat gambar atau lukisan, yang berfungsi untuk memperjelas suatu tulisan atau cerita, misalnya untuk memperjelas tulisan pada majalah, buku, dan lai-lain.
10. Seni Kaligrafi
Adalah seni yang diwujudkan lewat penulisan huruf yang mempunyai bentuk dan bermakna, misalnya : kaligrafi huruf Arab





PRINSIP SENI

Prinsip seni rupa adalah suatu acuan atau cara menyusun unsur seni rupa untuk membentuk tatanan yang estetis. Pada pembahasan ini prinsip seni rupa lebih mengarah suatu proses komposisi unsur seni rupa. Prinsip untuk membuat suatu karya seni rupa adalah :

1. Unity ( Kesatuan )
Unsur atau elemen dalam suatu perwujudan karya seni rupa merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berhubungan dengan baik. Nlai estetis dari suatu tatanan unsur seni tidak akan diperoleh bila masing – masing unsur tampil secara sendiri – sendiri, yang tampak bukan karya seni tapi unsur seni sebagai materiil. Keselarasan dan kesatuan unsur yang satu dengan yang lain akan membentuk suatu tatanan yang estetis ( karya seni ).

2. Ballance ( Keseimbangan )
Di dalam seni rupa terdapat 2 keseimbangan, yaitu : Keseimbangan nyata dan Keseimbangan semu.
• Keseimbangan Nyata adalah keseimbangan yang secara nyata terdapat pada karya seni rupa 3 demensi ( Patung ). Pada perwujudan karya ini apabila ada penempatan unsur yang tidak seimbang , maka akan berpengaruh terhadap posisi keberadaan / posisi benda tersebut, misalnya : Apabila patung tidak seimbang maka patung tersebut tidak dapat berdiri.
• Keseimbangan Semu adalah keseimbangan yang ada pada perasaan pada proses penghayatan terhadap karya seni 2 demensi.
Pada keseimbangan semu aada 3 jenis keseimbangan, yaitu :
1. Keseimbangan Simetris
Keseimbangan yang terdapat pada penempatan dua unsur yang letaknya berlawanan. Pada keseimbangan ini bentuk terkesan statis.


2. Keseimbangan Asimetris
Keseimbangan tidak simetris, yang diperoleh dalam menempatkan bentuk yang tidak berlawanan akan tetapi mempunyai kesan yang seolah-olah seimbang. Pada keseimbangan ini terkesan lebih dinamis dan ekspresif.


3. Keseimbangan Sentral
Keseimbangan terpusat atau membawa perhatian ke arah bagian unsur di tengah. Jadi penempatan unsur – unsur yang lain lebih condong mengarah ke tengah. Keseimbangan ini dapat berbentuk simetris atau Asimetris.

3. Proportion ( Perbandingan )
Setiap karya seni rupa akan memperhatikan peranan proporsi. Dari proporsi yang serasi akan menghasilkan suatu karya seni harmonis. Dalam karya seni rupa, proporsi terletak pada proporsi antara unsur yang disusun dan pada proporsi antara obyek dengan bidang, misalnya : suatu lukisan manusia akan terlihat harmonis bila perbandingan pada struktur anatominya baik, serta perbandingan dengan ukuran bidangnya juga baik.
Pada jaman Yunani Kuno seni identik dengan keindahan. Keindahan terbentuk dari tatanan yang harmonis dan harmonis terbentuk dari pengamatan proporsi. Maka orang beranggapan bahwa proporsi itu sifatnya tertentu. GOLDEN SECTION / SECTIO AUREA ( pembagian emas ) telah lama dianggap sebagai kunci yang dapat membuka tabir teka teki seni. Formulanya terdapat pada dalil ciptaan EUCLIDES seorang ahli ilmu pasti bangsa Yunani yang hidup pada abad ke 3 SM.
GOLDEN SECTION adalah proporsi geometris yang dipergunakan untuk menentukan proporsi yang tepat antara panjang dan lebar pada empat persegi panjang ( pintu, jendela, pigora, buku / majalah ) Hukum proporsional sering juga dipergunakan dalam seni lukis ( hubungan antara bidang atas dan dibawah garis langit, antara latar belakang dan muka, dll. )
Contoh proporsi ideal menurut Golden Section :
• 1 : 2 = 2 : 3
• 2 : 3 = 3 : 5
• 3 : 5 = 5 : 8
• Dst.

4. Rytme ( Irama )
Istilah ritme sering dipergunakan dalam istilah seni musik, dimana tatanan nada yang beraneka ragam akan menyajikan lagu yang enak untuk didengarkan. Tetapi pada perkembangannya istilah Ritme juga dipergunakan dalam seni rupa sebagai istilah penataan unsur seni yang menjajarkan beberapa unsur seni rupa ( misal : garis ) dalam berbagai posisi ( misal : horizontal, vertikal, atau giagonal ).
Ritme juga terjadi karena :
• Pengulangan bidang / bentuk atau garis yang tidak beraturan, dengan jarak dan bentuk yang tidak sama.
• Perbedaan ukuran / bentuk yang teratur dan berkelanjutan.
• Perbedan jarak dan ruang yang menerus antara bentuk / bidang yang selaras dalam gerak.
Dengan demikian penyusunan yang ritmis bersifat subyektif sesuai ekspresi secara intuitif individu.

5. Emphasis ( Penekanan / Pusat perhatian )
Bagian tertentu dalam tatanan karya seni rupa yang diutamakan atau dipentingkan itulah yang disebut Pusat perhatian atau Emphasis.
Dalam menentukan bagian yang diutamakan , dapat memberi aksen ( tekanan ) tersendiri ( misalnya : warna, gais, bidang, bentuk, atau tekstur ). Pusat perhatian sangat penting dalam wujud karya seni rupa untuk membedakan dengan bagian yang lain, dan juga untuk memperoleh suatu harmoni tersendiri.

6. Harmoni ( Serasi )
Harmonis atau selaras adalah bila di antara unsur – unsur yang satu dengan yang lain sama, atau hampir sama / mirip ( mungkin sama gelap terangnya tetapi tidak sama besar bidangnya ). Dalam harmonis ada perbedaan tetapi tidak jauh, masih ada unsur yang sama atau mirip ( misalnya : Warna hijau akan serasi bila dijajarkan dengan warna kuning dan biru, karena warna hijau terbentuk dari percampuran warna kuning dan biru ).
Tingkatan harmonis akan sulit dalam mendapatkan ukurannya, sebab selera manusia berbeda. Jadi subyektifitas tetap menjadi tolok ukur tingkatannya.



UNSUR SENI RUPA

Unsur seni rupa adalah materiil atau bahan yang dipergunakan sebagai pembentuk karya seni rupa, yang terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. GARIS
Adalah unsur seni rupa paling sederhana yang merupakan deretan titik – titik yang jumlahnya tidak terhingga.
a. Garis LINIER ( garis nyata )

• Lurus

• Lengkung
b. Garis IMAJINER ( garis semu )
Merupakan tatanan bentuk yang berjajar seakan membentuk garis lurus atau lengkung sehingga membawa imajinasi pada suatu bentuk garis.
2. BIDANG
Bidang merupakan bentuk ruang yang dibatasi oleh garis pada bidang 2 demensi. Kita mengenal pola – pola bidang ( misalnya : lingkaran, segi empat, segi tiga
, elips, dll ). Dalam seni rupa perpaduan susunan beberapa bidang dalam komposisi maupun bidang sevagai permukaan dari suatu benda, harus diperhitungkan agar memberikan kesan indah.
3. RUANG
Bidang – bidang yang terdapat pada benda 3 demensi merupakan pembatas sisi ruang, sehingga secara nyata ruang dalam benda 3 demensi mempunyai volume.

4. WARNA
Warna merupakan unsur seni rupa yang mempunyai kesan yang bermacam – macam. Dapat memberikan kesan ceria, sedih, dingin, panas, dll. Warna cerah mempunyai kesan ceria atau menyenangkan dan demikian sebaliknya warna gelap dapat memberikan kesan sedih.
Pada abad pertengahan di Eropa, warna dipergunakan oleh seniman sebagai media penyampaian makna, seperti warna Biru dan Merah memberikan kesan keagungan seperti yang dipergunakan melukis adegan keagamaan.
Dalam pembagiannya warna mempunyai 3 tingkatan, yaitu :
• Warna PRIMER
Warna dasar yang terdiri dari warna Merah, kuning, dan Biru
• Warna SEKUNDER
Warna yang dihasilkan oleh percampuran dua warna primer, terdiri dari warna Hijau, Orange, dan Ungu / Violet.
• Warna TERTIER
Warna tingkatan ketiga yang merupakan percampuran tiga warna primer atau percampuran antara warna primer dengan warna sekunder yang bukan satu unsur ( misalnya : Merah dengan Hijau, Biru dengan Orange, dan Kuning dengan Ungu / Violet )
Didalam pencampuran warna yang menhasilkan warna Sekunder dan Tertier, kekuatan warna yang dihasilkan akan ditentukan oleh kekuatan unsur warna primer tiap warna yang digunakan.
Hitam dan Putih tidak digolongkan dalam lingkaran warna. Hitam berperan pada pembentukan warna untuk membuat warna lebih gelap dan Putih untuk membuat warna lebih terang.

5. CAHAYA
Pada perwujudan karya seni rupa kita melihat adanya warna gelap dan warna terang. Terjadinya perbedaan perwujudan tersebut disebabkan oleh cahaya. Cahaya yang jatuh pada permukaan benda akan menyebabkan warna permukaan tersebut menjadi terang, sedangkan yang tidak terkena cahaya akan menjadi gelap.
Dan secara prinsip unsur cahaya berfungsi untuk menampakkan bentuk suatu benda.

6. TEKSTURE
Halus kasarnya permukaan benda atau nilai raba dari suatu permukaan dapat memunculkan nilai estetis dari perwujudan karya seni rupa. Dalam karya seni rupa kiat mengenal 4 macam tekstur atau nilai raba :
a. Tekstur Alam
Adalah karakter permukaan suatu benda yang dibentuk oleh faktor alam, misalnya : daun, kulit pohon, kulit binatang, permukaan batu , dll.
b. Tekstur Buatan
Adalah karakter permukaan benda yang dibuat oleh manusia, misalnya : dinding, lantai, dll.
c. Tekstur Maginal
Adalah karakter permukaan benda buatan mesin, misalnya : kertas, kaca, plastik, dll.
d. Tekstur Kesan.
Adalah kesan karakter permukaan benda, karena perwujudannya tampak pada gambar atau foto, misalnya : foto permukaan batu, foto permukaan kulit pohon, dll.



FUNGSI SENI

Diakui dan disadari atau tidak, sebenarnya manusia tidak bias lepas dari seni. Sebab dalam diri setiap manusia selalu terdapat perasaan seni. Bahkan tidak jarang, tanpa sadar seseorang telah mengekspresikan perasaan seninya, misalnya dengan bersenandung, membuat coretan-coretan di tanah, berajojing, dan sebagainya.
Betapa terbelakangnya tingkat keberadaban seseorang, ia selalu memerlukan seni dan hidup dengan seni. Namun, kadang-kadang kehadiran seni tersebut tidak disadarinya. Jadi, pada dasarnya seni merupakan salah satu kebutuhan manusia.
Orang primitive zaman purba yang hidup mengembara menggunakan batu genggam sebagai alat kehidupan mereka. Benda-benda ini mempunyai fungsi fisis bagi mereka. Zaman purba berlangsung sampai berabad-abad.
Ketika sudah hidup secara semisedenter, bahkan secara menetap, manusia memulai menciptakan alat-alat dari tanah liat. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya seni hias dalam tembikar, anyaman, tenun, benda-benda perhiasan, pot-pot tanah liat, moko, nekara, pripih, dan sebagainya. Meskipun, terasa sekali kesenian mereka tidak terlepas dari keperluan magis sepiritual.
Di zaman modern, perkembangan seni semakin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seni telah disadari keberadaannya. Sehingga perkembangan manusia dalam menciptakan dan menggunakan seni semakin dirasakan.
Pada perkembangan selanjutnya, manusia telah menciptakan karya seni yang berdaya guna dalam kehidupan mereka.
Dewasa ini, kesenian berkembang dengan sangat pesat seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia pembuat dan pendukungnya. Bahkan, seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan manusia, yaitu fungsi pemenuhan kebutuhan manusia.
Secara global fungsi seni dapat dibagi menjadi fungsi individual meliputi fungsi pemenuhan kebutuhan fisik dan pemenuhan kebutuhan emosional. Sedangkan fungsi sosial terpilah dalam empat bidang, yakni bidang reaksi, komunikasi, pendidikan, dan keagamaan.


A. FUNGSI INDIVIDUAL
Charles Batteaux ( 1713-1780 ) membedakan senimenjadi dua, yaitu:
1. Seni murni ( fine art/ pure art )
2. Seni terapan ( useful art/ applied art )
Pengelompokan tersebut berdasarkan fungsi dan tujuan seni bagi kehidupan seorang seniman. Berdasarkan teori tersebut, maka fungsi seni bagi seorang individu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Manusia homo sapiens telah mengenal alat – alat kehidupan sehari-hari. Dari peninggalannya,dapat diketahui bahwa manusia zaman itu telah mengenal dan mempelajari dunia fisik. Mereka berusaha membuat benda-benda terapan.
Manusia disebut homo faber, artinya ia memiliki emosi dan kecakapan untuk berapresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Sifat sensitive yang dimiliki seseorang memberi respon terhadap penciptaan benda yang indah dengan nilai artistic. Pada penciptaan suatu benda, seseorang selalu mempertimbangkan dan menghadirkan aspek kehidupan.
Di abad teknologi, kehadiran aspek seni dalam pembuatan benda-benda fungsional tidak dapat diabaikan. Seni terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik. Karena itu segi kenyamanan menjadfi hal penting.
Peradaban manusia terus maju, Penciptaan-penciptaan manusia juga ikut bertkembang dengan pesat.


Contoh-contoh seni yang dapat memenuhi kebutuhan fisik antara lain :
a. Seni Bangunan.
b. Seni Furniture
c. Seni Pakaian ( tekstil )
d. Seni Kerajinan.
e. Dsb.

2. Fungsi Pemenuhan kebutuhan Emosional
Mengapa manusia bias marah, sedih, gembira, haru,iba, cinta, dan benci ?
Manusia dapat merasakan semua itu karena dalam dirinya terkandung dorongan emosional. Dorongan emosional tersebut merupakan situasi kejiwaan yang ada pada setiap manusia normal. Dan ia akan timbul bila ada rangsangan dari luar. Rangsangan terrsebut akan membentuk suatu asosiasi dan tanggapan. Dari tanggapan inilah lalu timbul refleksi yang berupa cinta, kasihan, haru dan sebagaianya.
Dalam diri manusia selalu terdapat dua unsure, yaitu Jasmani dan Rohani. Pemenuhan kebutuhan jasamani dapat dilakukan dengan benda-benda seni terapan. Sedangkan kebutuhan rohani biasa dipenuhi antara lain dengan menyaksikan bioskop, pergelaran musik, pameran seni, teater dan sebagainnya. Dari seni yang mereka nikmati, mereka mendapat kepuasan sehingga dalam jiwanya tumbuh suatu kesan.
Pemenuhan kebutuhan emosional kesenian tidak hanya untuk seniman saja. Setiap orang membutuhkan kesenian, hanya saja kadarnya berbeda. Hal ini disebabkan oleh sedikit banyaknya tingkat dan kedalaman perasaan estetik seseorang. Seseorang yang pengalaman estetiknya lebih banyak, memerlukan pemuasan yang lebih banyak pula.
Seniman adalah orang yang telah melengkapi diri dengan pengalaman estetik secara mendalam. Ia telah mampu mengapresiasi karya seni dengan baik. Selain itu ia mampu mengorganisir rangsangan dan tanggapan yang diterimanya. Hasil tanggapan itu kemudian diekspresikan dalam suatu bentuk Seni. Baermacam cara dapat ia jadikan alat berekspresi. Ada yang menggunakan suara, gerak, atau rupa.
Bagi seoranga seniman, penciptaan karya seni berfungsi untuk pemuasan emosional. Karena itu corak dan gayanya menjadi sangat khas dan subyektif, karena itu tanggapan satu seniman dengan seniman yang lain akan berbeda. Demikian pula dalam berekspresi dan pemuasannya.
Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman tgidak mementingkan harga jual ( komersial ) atau segi material lainnya. Yang penting baginya adalah bagaimana cara berekspresi. Jadi seniman yang baik tidak dibebani oleh aspek-aspek komersial dalam proses penciptaannya.
Paul Gauguin, Affandi, S. Sujoyono, Vincent Van Gogh, misalnya, dalam kehidupan berkesenian , mereka hanya mengejar kepuasan batiniah saja. Soal karya mereka laku dijual dengan harga mahal adalah soal lain, karena hal tersebut di luar proses penciptaan. Demikian pula dengan seniman lainnya.



B. FUNGSI SOSIAL
Salah satu unsur yang mendorong proses penciptaan adalah cita-cita,yaitu unsur yang berupa batasan-batasan yang ingin dicapai. Cita-cita itu sendiri bersifat abstrak, namun kita dapat menangkap gejala-gelaja pada simbol-simbol yang ada. Cita-cita karya seni nampak lebih jelas dalam perkembangan di zaman modern ini. Hal ini dapat dilihat dari adanya peran seni dalam fungsi tertentu di dalam kehidupan majemuk.
Pada dasarnya, dalam proses penciptaan, seniman ingin berhubungan dan berkomunikasi dengan dunia luar. Seorang seniman berekspresi agar apa yang ada di luar dirinya tahu bentuk ekspresinya. Seorang sastrawan menulis, disadari atau tidak, sebenarnya ia sudah mengadakan komunikasi dengan pihak luar. Ia ingin menceritakan pengalaman apa yang telah ia lihat atau pahami.
Seni adalah bentuk manifestasi artistic hidup manusia dengan lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kesenian sebenarnya seorang seniman tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Alasannya adalah bahwa seniman dan lingkungan terikat dalam suatu system kemasyarakatan. Karena itu munculahseni yang mempunyai fungsi social.


1. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Rekreasi
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang sering diserang rasa jenuh setelah dikurung oleh kerutinan danm kesibukan sehari-hari. Karena itu, tidak jarang ia sengaja meluangkan waktu untuk mencari suasana baru guna penyegaran.
Banyak cara yang dilakukan orang dalam mencari penyegaran, antara lain dengan berekreasi ke suatu obyek wisata. Rekreasi seperti ini adalah rekreasi yang diberikan oleh alam.
Seni juga dapat berfungsi sebagai benda rekreasi, misalnya seni teater, pergelaran musik, danm sebagainnya. Dalam arti luas, fungsi seni sebagai benda rekreasi adalah seni yang mampu menciptakabn suatu kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaharuan dari kondisi yang telah ada.
Di abad nuklir ini, kehadiran seni dalam fungsi rekreasi mendapat perhatian yang cukup. Ia tidak hadir apa adanya, namun telah diusahakan keberadaannya dan menjadi hal yang sangat penting. Karena masalah rekreasi telah menjadi kebutuhan bagi manusia yang selalu disibukkan oleh kerutinan sehari-hari.
Melihat kenyataan ini para usahawan perlu melibatkan para seniman dalam usaha bisnis mereka. Hal ini dapat kita lihat dari adanya sentuhan-sentuhan seni dalam arsitektur hotel atau tempat-tempat rileks lainnya. Selain itu ada juga pembangunan taman-taman rekrteasi yang murah bagi masyarakat.

2. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Komunikasi.
Berkomunikasi artinya mengadakan interaksi antara dua pihak, sehingga terjadi suatu pengertian timbale balik antara keduanya.Dua pihak tersebut dapat berupa individu dengan individu,individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Pada umumnya orang menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini dapat di mengerti karena bahasa merupakan alat komunikasi yang paling sederhana dan mudah dimengerti. Namun, kenyataannya di dunia ini ada banyak bahasa yang tumbuh, yaitu daerah bahasa, bahasa nasional, dan bahasa-bahasa local lainnya. Penguasaan bahasa setiap orang selalu terbatas. Tidak mungkin setiap orang menguasai bahasa yang ada di atas bumi ini. Karena itu, berkomunikasi dengan bahasa sering terjadi kemacetan. Contohnya, kita ingin berkomunikasi dengan orang Eskimo kita memahami bahasa mereka, dan mereka juga tidak mengetahui bahasa kita. Maka tidak mungkin berkomunikasi dengan bahasa. Karena itu perluy dicari media atau alatyang berfungsi universal atau “bahasa” yang dapat dimengerti semua orang.
Dalam contoh yang sederhana dapat kita perhatikan bagaimana seorang seniman Berkomunikasi dengan peminta dan peminat seni. Seorang Mozart dapat berkomunikasi dengan orang-orang diseluruh dunia dengan rangkaian nada, Affandi dapat berkomunikasi dengan orang diseluruh dunia dengan pelototan catnya di atas kanvas, Shakespeare dapat berkomunikasi dengan puisi-puisinya, dan sebagainya.
Tampaknya seni merupakan alat yang efektif untuk berkomunikasi. Karena keindahan yang terkandung di dalamnya bersifat hakiki dan universal. Seni dapat menembus batasan-batasan bahasa verbal maupun perbedaan-perbedaan lahiriah setiap orang. Hanya lewat seni kita dapat mengerti kebudayaan bangsa lain yang letaknya jauh dari kita.
Di zaman sekarang para politisi justru memandang perlu adanya diplomasi kebudayan, kususnya kesenian, contohnya KIAS yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Seniman-seniman Indonesia melawat ke Amerika Serikat untuk mengadakan pertunjukan dan pameran kesenian di sana. Upaya ini pada hakekatnya adalah upaya komunikasi bangsa Indonesia dengan bangtsa lain lewat media seni. Dengan demikian seni menempati funfsi dalam bidang komunikasi.
Selain komunikasi dengan Negara luar, sebanarnya pemerintah selalu berkomunikasi dengan rakyatnya. Banyaknya upaya yang dilakukan pemerintah lewat kegiatan seni, contohnya dengan poster, sepanduk, seni tonil, wayang, drama radio, sinetron TV, untuk menginformasikan masalah KB, transmigrasi, pajak, dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa seni juga menduduki fungsi komunikasi.

3. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Pendidikan
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia berbudi pekerti luhur dan bertingkah laku santun. Dalam proses, ini lebih mengacu dalam pencapaian aspek nilai dan moral pada diri anak didik. Dalam hal ini kita tidak membatasi pendidikan dalam arti sempit, yaitu proses belajar mengajar secara formal dalam satu kelas. Pendidikan di sini adalah pendidikan dalam arti luas, yaitu suatu kondisi tertentu yang memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan, sehingga menyebabkan seseorang mengalami suatu kondosi tertentu yang lebih maju.
Dalam pertunjukan wayang, teater drama, pembacaan puisi, penonton sering mendapat pendidikan tidak langsung dari apa yang mereka tonton. Di puskesmas-puskesmas tertempel poster-poster penanggulangan penyakit, faedah ASI, atau cara-cara menjaga kesehayan lainnya. Ini juga mengandung pendidikan terhadap masyarakat. Disadari atau tidak, rangsangan-rangsangan yang dibutuhkan oleh seni merupakan alat pendidikan bagi penikmatnya.
Seni mempunyai manfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkah laku seseorang berubah ke kondisi yang lebih baik.
Setiap bangsa selalu mengharapkan masyarakatnya mempunyai pekerti yang luhur. Salah satu cara mencapainya adalah pendidikan seni. Karena pendidikan seni dapat menimbulkan pengalaman estetika, bahkan etika.
Selain fungsi secara pisikis, seni juga sering menduduki fungsi secara fisis. Dalam proses belajar mengajar, guru sering menggunakan alat-alat Bantu agar sasaran dapat tercapai secara optimal.
Pada zaman teknologi maju, fungsi seni dalam dunia pedidikan secara fisik ini dapat perhatian yang cukup. Hal ini dapat dilihat dengan adanya berbagai macam bentuk dan jenis alat peraga yang berasal dari seni. Ada yang bersifat visual, audio, audio visual, bahkan gerak. Penggarapannya juga sudah tidak sederhana lagi dan kadang kala menggunakan teknologi tinggi.

4. Fungsi Sosial Seni dalam Bidang Keagamaan
Kita banyak menemukan peninggalan-peninggalan kebudayaan zaman dahulu yang bersifat magis spiritual.
Di zaman batu,orang telah membuat ragam hias bersifat magis, kemudian berkembang menjadi animisme-dinamisme. Pada masa berikutnya,isme-isme tersebut tumbuh menjadi kepercayaan religi. Kepercayaan religi tersebut dapat kita rasakan dalam karya-karya seni seperti moko,nekara, dolmen,menhir, candi, pura, bangunan mesjid,ukir, relief, dan sebagainya. Lalu manakah yang muncul lebih dulu, kepercayaan atau seni ?
Tidak ada yang tahu secara pasti mana yang muncul lebih dahulu. Berabad-abad keduanya hidup secara bersamaan. Namun, dari kronologi penciptaan benda seni, dapat kita pastikan bahwa seni munculkarena adanya dorongan-dorongan ytangh diilhami oleh pengalaman religi. Orang zaman Hindu-Budha membuat candi karena diilhami oleh kehidupan ketuhanan. Demikian pula kebudayaan islam.
Karl Barth berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan. Prof. Dr. A.h. Christie secara spesifik mengemukakan, bahwa sumber kesenian islam adalah Al Qur’an yang berisi wahyu-wahyu Allah. Pendapat ini diperjelas lagi oleh Prof.Dr. Thomas Arnold bahwa perkembangan seni islam dating dari seniman yang bersifat non-komersial. Yang mendasari mereka adalah dorongan yang tulus ikhlas mengabdi kepada agama.
Karena agama menjadi sumber inspirasi seni, maka dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi yang mereka miliki terefleksi dalam bentuk nilai estetika. Banyak media yang mereka gunakan. Ada yang menggunakan suara, gerak, visual, dan sebagainya.
Di Indonesia,seni rupa yang berfungsi keagamaan antara lain bentuk arsitektur masjid, kaligrafi arab,makam, candi, gereja, dan sebagainya.